Thursday, November 15, 2012

Samer Ismail (pemeran Umar Bin Khattab di serial Omar)

Hehehe..Akhir-akhir ini, *sebenernya dari Ramadhan kemaren se.. tumben-tumbennya saya “crazy” nonton program TV kita. Yup... awalnya saya mencari ide melawan godaan tidur setelah sahur. Pencet-pencet remote TV, akhirnya bertemu  Omar (serial kolosal Umar ibn Khattab) di MNC TV.  Saya pun langsung khusyuk dan in awe dengan dialog-dialognya.  
Poster Serial Omar
Sebelum-sebelumnya saya sendiri memang suka kepribadian Umar Bin Khattab dalam kisah para sahabat Rasulullah. Dalam kisah para sahabat beliau digambarkan sebagai sosok yang tangguh, kuat, berani, tegas namun hatinya lembut. Sejak dulu sy punya bayangan tentang sosok beliau 

Nah ditambah nonton serial Omar saya jadi semakin suka. Dari serial itu saya jadi lebih tahu mengenai Abdullah ibn Mas’ud si gembala. Juga agak lucu dengan keluarga Suhail (Abu jandal bin Suhail dan Abdullah bin Suhail). Terutama adegan Abdullah bin Suhail berbicara dengan Umar ketika sedang gundah antara terang-terangan menganut islam di depan sang ayah atau bersembunyi karena tak enak hati melawan ayahnya. 

Umar waktu itu belum islam tapi dialognya nancep abis!
“Jika kau memilih Muhammad karena keyakinanmu maka aku akan menganggapmu lawan yang akan kuhormati dan kusegani, namun jika karena ketakutanmu kau tetap disisiku maka aku akan menganggapmu teman namun akan selalu kurendahkan”.
Baiklah sebaiknya kita langsung membahas sedikit tentang pemeran Omar.

Samer Jamal Ismael (Samer Ismail)

Kalau dilihat mukanya yang tertutup jambang di serial Omar, saya tidak menyangka umurnya baru 27 tahun. Denger-denger actor ini actor baru, berkebangsaan Suriah. Lahir di Al Riyadh, Saudi Arabia pada tanggal 8 Juli 1985, and.. katanya still single.. *hehe.

Wednesday, August 1, 2012

Kelainan Genetis pada Pribadi Pesimis

Ada tiga macam ketakutan kata Paul Arden seorang motivator asal Inggris. Ketiga macam ketakutan ini yang sering menjadi halangan kesuksesan seseorang.  Yang pertama adalah takut gagal. ini alamat kita gak akan pernah mau memulai. bawaannya parno terus  . Kedua adalah takut malu. kalo yang ini biang kerok kita jadi nunda belajar. baru ngelangkah, sisi negatif bilang "jangan, nanti malu-maluin!"  walhasil level kita bakal gitu-gitu aja. nah, ketakutan ketiga menurut saya adalah yang paling sering kita temui, yakni takut omongan orang! 

Iya juga se, kita emang idupnya gak sendiri. kita selalu berada dalam lingkaran sekelompok orang yang disebut lingkungan. mau gak mau akan ada juga yang pro atau kontra dengan apa yang kita lakuin. but, masalahnya adalah dengan kesadaran teori pro-kontra maka kita gak bakal mungkin bisa nyenengin semua orang. 

Jadi inget kata temen salah satu ciri kegagalan adalah bisa menyenangkan semua orang! Waktu itu mase gak ngeh maksudnya apaan. tapi ini mungkin nyambung dengan bahasan kita. sebagai manusia tentunya kita selalu butuh apresiasi atawa dukungan. tapi seringkali kita memamng fokus pada omongan orang yang rada ngejatuhin dan lupa kalau ada orang-orang yang setia ngasi support.  Efeknya bisa jadi buat kita down. merasa gagal, kecewa dan buat cahaya ide meredup. kalau uda gini bejimane??
Pertama kita perlu sadar bahwa di sekitar kita memang ada saja orang yang kerjaannya menanggapi sesuatu dari segi negatifnya. Idupnya always mendung dan burem. Jadi secara otomatis dia ngasinya juga hawa horor.

Hasil ngintip majalah Ummi yang No 12 edisi April 2011. saya menemukan bahwa ada penelitian dari Universitas Michigan yang menyebutkan bahwa individu dengan kepribadian pesimis memang memiliki kelainan genetis dengan orang pada umumnya.  perbedaan ini ada pada protein Neuropeptide Y (NPY) yang ada pada DNA. model orang seperti ini rawan akan gangguan psikologis seperti depresi, dan bahkan jarang bisa ngucap syukur atas apa yang telah dimiliki. itulah sebabnya kepribadiannya menjadi orang yang jarang merasa bahagia. Surem terus!  (T.T)

Nah lho.. mau denger omongan negatif dari orang depresi? jawaban ada di tangan kita sendiri. :D
Kalau memang ada serangan coment negatif, kita memang mesti introspeksi. Sebenernya kita di jalan yang bener atawa nggak. Kalau emang kita salah ya monggo segera balik lagi jadi bener. Istilahnya cari yang the best la bagi diri kita, orang lain, papa-mama, adik-akak, pacar, suami, anak.. nasional or sekalian go internasional!! tentyunya dalam kebaikan yak! 

Met Puasa ^^