Friday, August 23, 2013

Shalihat Gathering 2013 Regional Bali-Lombok

Pernah dengar berita bahwa seorang muslimah mendapat terror di negara-negara tertentu karena memakai jilbab? Atau tentang adanya aturan pelarangan jilbab  bagi saudari-saudari kita di kampus dan tempat kerjanya? Di Prancis contohnya, yang dulu memicu demonstrasi karena bukankah memakai jilbab termasuk HAM dan melarang pemakaiannya merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM itu sendiri. Bahkan mungkin tak akan lepas dari ingatan tentang Marwa El Sharbini yang terbunuh di Jerman karena luka tusukan berkali-kali saat akan memberikan kesaksian di pengadilan terhadap pelecehan dan beragam insult yang ia dapatkan karena memakai jilbab.

Awalnya saya hanya mengira bahwa pelarangan jilbab dan fenomena Islamphobia hanya terjadi di luar negeri. Namun setelah bertemu dengan beberapa orang di acara Shalihat Gathering 2013 untuk regional Bali-Lombok yang diadakan pada tanggal 18 Agustus lalu, saya baru tahu bahwa pelarangan jilbab dan insult terhadap jilbaber juga ada di Indonesia, di sini, di Negara yang termasuk memiliki jumlah muslim terbesar di dunia. 

Mba Zira bercerita bahwa di beberapa wilayah Bali, insult terhadap saudara kita yang berjilbab kerap terjadi, bahkan katanya jika disebut teroris dan pocong itu sudah menjadi panggilan akrab. Hal tersebut katanya tak bisa lepas dari kejadian BOM BALI yang memang masih menyisakan trauma hingga saat ini. Namun Mba Zira menenangkan kami juga dengan menambahkan bahwa ada dan banyak juga warga Bali yang memang menerima kehadiran jilbaber. Insult hanya dilontarkan beberapa orang saja, namun insult tetap insult dan itu tentu tak pernah menyenangkan :(

Pesan yang disampaikan Mba Zira saat kami ngobrol cukup menyengat saya, pesannya singkat saja.

Wednesday, August 14, 2013

Mengintip Senyum di Dapur BIOGAS

Ramadhan kemarin saya berkesempatan sedikit berpetualang dalam rangka berburu materi terkait Green Energy yang merupakan salah satu topik dalam Green Competition 2013 yang diadakan oleh Biogas Rumah (BIRU). Dari tiga kategori lomba yang ada yakni Feature Article, Photo Story dan Campaign-Kit Design, saya memilih yang pertama. 

Jika saya tidak salah ingat, ini pertama kalinya saya mengikuti sebuah lomba penulisan nonfiksi. Jenis feature article juga tidak begitu saya pahami. Akhirnya saya menggunakan sekitar 30 menit untuk berkonsultasi dengan Nuna Google sehingga mendapat beberapa pencerahan :)

Ternyata Feature Article merupakan sebuah tulisan nonfiksi yang ditulis dengan lebih hidup sebagai ungkapan daya kreatif, jadi ada sentuhan subyektif yang kuat dari penulis terhadap peristiwa, situasi atau aspek kehidupan yang ingin ia tulis, dimana biasanya memang lebih banyak mengambil aspek human interest. Selain bertujuan untuk memberi informasi, feature article juga ditujukan untuk menghibur, mendidik dan tentunya meyakinkan pembaca mengenai materi yang dibahas.

Untuk memperoleh informasi biogas sayapun memulai perburuan dengan research kecil di internet mengenai daerah mana saja yang sudah mulai menggunakan Biogas. Luckily, NTB khususnya Lombok ternyata telah menjadi satu diantara 9 propinsi yang daerahnya menjadi sasaran program BIRU Indonesia sejak 2009 lalu. Program ini dikelola dan diterapkan oleh HIVOS (Institut Kemanusiaan untuk Kerjasama Pembangunan) yang turut dibantu secara teknis oleh SNV (lembaga Pembangunan Belanda). Ini seperti jodoh bagi program Bumi Sejuta Sapi-nya pemerintah NTB. Tentunya populasi sapi yang meningkat akan memberikan dampak tersendiri terhadap lingkungan. Salah satu pembahasan di situs BIRU mengungkap hasil penelitian yang menyatakan bahwa sapi dapat menghasilkan 10 kg kotoran perhari. Dan silahkan hitung sendiri jika sapinya ada sejuta :p 

Kotoran sapi ini jika didiamkan tentunya menjadi limbah dan polusi udara, selain mengganggu pandangan mata juga menimbulkan bau tak sedap. Dan ada yang lebih berbahaya lho, ternyata proses penguraian