Pernah
dengar berita bahwa seorang muslimah mendapat terror di negara-negara tertentu
karena memakai jilbab? Atau tentang adanya aturan pelarangan jilbab bagi saudari-saudari kita di kampus dan tempat
kerjanya? Di Prancis contohnya, yang dulu memicu demonstrasi karena bukankah
memakai jilbab termasuk HAM dan melarang pemakaiannya merupakan salah satu
bentuk pelanggaran HAM itu sendiri. Bahkan mungkin tak akan lepas dari ingatan
tentang Marwa El Sharbini yang terbunuh di Jerman karena luka tusukan
berkali-kali saat akan memberikan kesaksian di pengadilan terhadap pelecehan
dan beragam insult yang ia dapatkan karena memakai jilbab.
Awalnya
saya hanya mengira bahwa pelarangan jilbab dan fenomena Islamphobia hanya
terjadi di luar negeri. Namun setelah bertemu dengan beberapa orang di acara
Shalihat Gathering 2013 untuk regional Bali-Lombok yang diadakan pada tanggal
18 Agustus lalu, saya baru tahu bahwa pelarangan jilbab dan insult terhadap
jilbaber juga ada di Indonesia, di sini, di Negara yang termasuk memiliki
jumlah muslim terbesar di dunia.
Mba Zira bercerita bahwa di beberapa wilayah Bali, insult terhadap saudara kita yang berjilbab kerap terjadi, bahkan katanya jika disebut teroris dan pocong itu sudah menjadi panggilan akrab. Hal tersebut katanya tak bisa lepas dari kejadian BOM BALI yang memang masih menyisakan trauma hingga saat ini. Namun Mba Zira menenangkan kami juga dengan menambahkan bahwa ada dan banyak juga warga Bali yang memang menerima kehadiran jilbaber. Insult hanya dilontarkan beberapa orang saja, namun insult tetap insult dan itu tentu tak pernah menyenangkan :(
Mba Zira bercerita bahwa di beberapa wilayah Bali, insult terhadap saudara kita yang berjilbab kerap terjadi, bahkan katanya jika disebut teroris dan pocong itu sudah menjadi panggilan akrab. Hal tersebut katanya tak bisa lepas dari kejadian BOM BALI yang memang masih menyisakan trauma hingga saat ini. Namun Mba Zira menenangkan kami juga dengan menambahkan bahwa ada dan banyak juga warga Bali yang memang menerima kehadiran jilbaber. Insult hanya dilontarkan beberapa orang saja, namun insult tetap insult dan itu tentu tak pernah menyenangkan :(
Pesan
yang disampaikan Mba Zira saat kami ngobrol cukup menyengat saya, pesannya
singkat saja.