Friday, July 26, 2013

Review Buku Yes You Can by Ollie : Hello Dreamer!

Yes You Can! Kata Mba Ollie dalam bukunya. Bahasanya ringan dan sangat saya recommend buat para remaja. Tenang saja, walaupun ini buku pengembangan dan motivasi diri namun isinya tak melulu teori, justru sebaliknya, Mba Ollie menulis dengan gayanya yang biasa, tidak ribet, tidak berat dan kebanyakan memang merupakan pengalamannya sendiri. 

Judul buku ini seakan sebuah jawaban ketika saya atau bahkan mungkin kita meragu akan kemampuan diri. Sebuah jawaban yang menenangkan ketika kita merasa memiliki mimpi kelewat tinggi namun di saat bersamaan malah merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup, kekurangan waktu dan beragam excuses lainnya. Sebuah kalimat pendek yang bisa membantu kita melawan ragu yang entah mengapa gemar bertamu ke dalam hati.
Buku Mba Ollie, kecil, ringan, inspiring!
Buku ini memberikan saya point of view yang baru mengenai bagaimana sih the art of living exciting life? Intinya bagi saya adalah tahu apa yang ingin kita lakukan, tahu bidang kita dan focus! Tentu saja ini memang termasuk kunci utama karena tanpa mengenal diri sendiri, ditambah masih dalam keadaan blank dimana belum adanya tujuan/target, kita bisa jadi hanya akan gentayangan tak tentu arah. Boleh saja untuk think big tapi kan kita kudu inget bahwa perlu juga untuk mulai dari act small. Itulah yang nampaknya ingin ditegaskan Mba Ollie dengan menulis ini dalam bukunya:

To get to your destination, you need a map. So create the map, see the big picture. 
Look which way is the best for you, then start driving to the nearest point of milestones.

Ya, karena satu di antara kunci keberhasilan adalah dengan memulai. Simple! Masih kurang yakin? Quote dari eyang Lao Tzu dalam buku ini mungkin bisa nambah keyakinan kamu, percaya deh sebenarnya kita sudah sering membacanya,

A journey to a thousand miles begins with one small step.

Jadi bukan masalah kaki kita pendek dan jarak langkah kecil-kecil ya. Yang penting berani untuk memulai. Kalimat ini lah yang kemudian berperan penting untuk saya pribadi. Beberapa waktu yang lalu saya telah mulai membuat “sketsa”  sendiri, sketsa yang sebenarnya sudah ada dalam kepala saya sejak 2 tahun yang lalu. Tapi ya.. memang benar, untuk mewujudkan sketsa, ia tak boleh hanya terkurung dalam benak. Ia perlu lahir walaupun pada awalnya hanya berupa garis-garis patah yang tergambar dari tangan yang bergetar. Di awal ia boleh saja sebentuk garis tak berupa, abstrak dan tak dikenali, namun siapa tahu dengan terus menggoresi kertas, ia pada akhirnya adalah sebentuk lukisan cantik yang mempesona. Keyakinan aneh (lebay) inilah yang sekarang membuat saya terhibur, ya..  now I am currently driving on my way with my own map *uhuk :)

Lalu setelah ini apa? Resepnya sederhana, hal ini pun mungkin telah berkali-kali dibahas dalam tiap seminar oleh para trainer dan motivator. Resep ini bukan cerita baru, ia adalah jurus lama dalam kitab kehidupan, namun justru saking terbiasanya mendengar, kita mungkin lupa ia begitu ampuh. Jurus mudah yang sering kita abai, stay positif.. Bekerjalah dan kurangi keluhan.

Bukan hanya mitos atau kalimat “asal omong” ketika kita diyakinkan untuk selalu positif thinking, bukankah Allah telah lebih dulu menegaskan pada kita bahwa Ia akan mengikuti prasangka hambanya, so ayo.. berbaik sangkalah.. Ini benar-benar penting untuk dimasukkan dalam bekal ‘perjalanan’, karena tidak dipungkiri bahwa ketika telah mulai melangkah, akan muncul beberapa halangan. Mau tahu wujudnya? Contoh yang paling mudah dan paling bikin bosan sekaligus banyak berpengaruh adalah: komentar orang. 

Buat kamu yang tidak gampang terpengaruh sih Oke, nah  tapi bagi kalian yang gampang down karena komentar pedas dan cibiran usil sebaiknya mulailah berlatih untuk focus on what really mattered. Tidak semua komentar perlu diperhatikan dan dipikirkan. Jika kritikannya membangun say Ok, tapi jika itu hanya berupa pesimisme dan kritik bernada sumbang, kalian boleh-boleh saja kok langsung menunjukkan acting budek kalian. Persis seperti yang dibilang bang Osho:

Never be bothered by negatives. You burn the candle, and the darkness goes on its own.

Atau kalau mau kutipan paling gaul ya ini ‘bobo gong-gong, si kafilah berlalu!’ Orang-orang bersuara sumbang hanya peduli bagaimana membuat kita urung melangkah, yang benar-benar peduli pada hidup kita ya.. kita sendiri. Mba Ollie juga menegaskan bahwa yang namanya problem itu memang selalu ada, tapi bagaimana kita menghadapinya, itu yang nanti akan menunjukkan kualitas kita sebagai manusia *inget jaga mutu!

Bahkan mungkin memang benar jika saya mengatakan bahwa sedikit ‘luka’ akan membantu kita untuk jadi lebih kuat. Ya, yang ini sudah saya buktikan sendiri. Rasa sakit, luka dan kecewa memberikan kita dua pilihan, jadi lebih kuat dan bijak atau jadi lebih lemah dan jahat. Dari apa yang pernah saya alami, saya tahu bahwa membina dan merawat luka tidaklah mudah, namun ketika akhirnya saya mendapati diri saya telah ‘tumbuh’ semua rasa sakit itu menjadi lunas.

Saya mau share, kalimat yang menemani saya menahan ‘luka-luka’ ini adalah potongan dari ayat cinta-Nya yang menjamin bahwa ‘sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan’. La tahzan… Innnallaha ma’ana, jangan sedih.. sesungguhnya Allah bersama kita.

salah satu kalimat nendang dalam buku Yes You Can!
Satu lagi tambahan kalimat favorit saya dari buku ini untuk kalian, life is simple… We always see problems and it always looks big. But inside what we thought a big problem, looks there are small components that can be fixed one by one and eventually fixed entire problem.

Jadi jika ada masalah tak apa mundur sebentar untuk berbenah, setelah itu face it! Kalau katanya temen saya yang gemar nonton bola, strategi paling kuat untuk bertahan adalah dengan menyerang. Jadi sebelum masalah itu mengacaukan kita lebih dalam, lebih baik hadapkan wajah kita dan berlatihlah untuk menangkis dan ‘melawan’. Kata orang-orang yang pengalaman, the power of kepepet bahkan mampu memanggil kemampuan dan kekuatan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. So kalau si masalah berkunjung, say hai saja dulu, nanti di belakang baru kita ‘hajar!’

Hal lain yang saya highlight dan benarkan dalam buku ini adalah happiness is not only about money. Pada awalnya mungkin saja atau bahkan mungkin sekali uang adalah salah satu tujuan utama kita bekerja dan membangun mimpi. Jujur, tujuan saya menulis juga tak lepas dari keinginan untuk mandiri secara finansial, selain tentunya memenuhi kebutuhan aktualisasi diri saya pribadi. Namun akhirnya ada hal lain yang saya sadari. Ini sebenarnya lebih utama untuk kalian yang punya jiwa #entrepreneur, namun saya sebagai writerpreneur (ciee bahasanya) juga perlu mengadopsinya.

Buatlah bisnis yang memecahkan masalah, bisnis yang memberi solusi. Jadi apapun passion kita, apapun mimpi kita, yuk mulai juga mengarahkannya agar bisa menjadi sebuah jawab dari persoalan-persoalan hidup. 

Kalau bahasa singkatnya mungkin belajarlah juga untuk peduli, karena peduli melahirkan keinginan untuk berbagi. Ini mirip dengan konsep SuksesMulia yang pernah saya ulas di postingan sebelumnya

Bukankah akan sangat membahagiakan ketika tahu bahwa pada akhirnya di suatu ketika, perjalanan yang kita mulai dari sebuah langkah kecil dengan dipandu map buatan sendiri itu telah pula menggerakkan orang lain untuk melangkah, memberikan mereka inspirasi untuk mulai bergerak dan berbuat, sepertinya akan menyenangkan sekali ketika tahu, ada kebaikan yang tumbuh dari jejak-jejak kita.

Lalu bagaimana jika map pertama telah selesai kita jelajahi? Percayalah kebaikan itu sifatnya addictive, dia candu. Jadi jangan heran ketika alih-alih istirahat, kita malah mulai membuat ‘map’ baru. Sampai pada suatu saat ketika orang-orang mulai bertanya what are we exactly? Penuliskah? Photographerkah? Gurukah? Entrepreneurkah? Motivatorkah, dan kah-kah yang lain. Kita bisa tersenyum dan menjawab: 

I am a dreamer!


P.S
Postingan ini terinspirasi dari kalimat pendek mba Ollie
Write when inspired, write to inspire!
Jadi.. Yuk mulai menulis, mari sebarkan kata, sebarkan kebaikan..

13 comments:

  1. pemimpi dan pembual itu bukankah beda tipis???
    saya tidak ingin menjadi pembual itu, saya ingin suatu saat my dream come true..
    ^_^

    ReplyDelete
  2. aduuhh,,,kalo ngomongin mimpi ane mah no komen,udh diceramahin bertubi2 masalah itu... haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, iya.. sebenernya baliknya ke kita lagi...:)

      Delete
  3. Tulisan keren yg terinspirasi dari buku yg (kelihatannya) keren juga.
    *kanggonte nyinggaq?
    ^-^

    ReplyDelete
    Replies
    1. kanggo.. :) lbaran nanti mungkin kita bisa nongkrong silaturrahim sambil comot jajanan, buku ini ringan, 20/30 menit selesai :)

      Delete
  4. sebarkan kebaikan lewat tulisan itu yang memang agak sulit hahaha

    ReplyDelete
  5. kaya lagunya weslife itu yang dream2man haha,

    ReplyDelete