Jika yang kau tulis hanya 'sampah', apakah ini waktunya untuk berhenti?
Pertama, BERHENTI!
Berhentilah! Mengapa?
Karena kalian mulai berpikir bahwa tulisan kalian jelek, tidak ada yang akan bersedia menjadi pembaca! Kalian merasa tidak perlu melanjutkannya. Ya benar! Siapa yang mau membaca cerita kalian?
Ini waktunya mencoret cita-cita untuk menjadi penulis dari daftar mimpi kalian. Ya.. berhenti saja, jadilah orang pertama yang meragukan diri kalian sendiri sebelum ada orang lain yang melakukannya. Berhentilah.
Bukankah kalian sudah cukup puas menjadi penonton? Ya, itu jauh lebih aman. Kalian hanya perlu duduk, dan nikmati saja bagaimana orang-orang yang 'tak tahu diri' itu tetap menulis sampah. Lihat saja wajah kecewa mereka saat naskah mereka di tolak, sekali-kali kunjungi juga blog mereka yang penuh tulisan sampah itu, blog yang paling-paling hanya dikunjungi orang-orang yang sama tak tahu diri sepertinya.
Bukankah kalian heran? Mengapa mereka begitu percaya bahwa sebuah kisah, betapapun sederhananya suatu hari akan bertemu pembacanya!
Kedua: Jadilah Keras Kepala dan Lanjutkan!
Jika memang kalian hanya menulis 'sampah' dan berhenti bukan opsi yang kalian pilih. Itu artinya, kalian hanya perlu melanjutkan ke tahap selanjutnya. APA?
Daur ulang!
Oke, oke.. Mungkin bukan hal yang sia-sia untuk percaya bahwa, jika kalian memang memilih untuk terus menghasilkan 'sampah', ada orang lain di luar sana yang akan memilih untuk mendaur ulangnya.
Atau jika memang tidak ada orang yang bersedia. Kalian pasti akan memilih untuk melakukannya sendiri bukan?! Aku benarkan? Ha!! Kalian benar-benar keras kepala! Tak tahu malu! Aku penasaran berapa banyak orang yang seperti kalian?
Orang yang memilih untuk percaya pada kemampuan diri sendiri.
Apa kalian tidak lelah? Naskah ditolak? Menulis di blog yang sepi pembaca? Menghabiskan waktu hanya untuk mencari tips-tips menulis? Mengikuti lomba-lomba menulis yang jarang kalian menangkan!
Sampai kapan kalian akan terus percaya bahwa mungkin tidak ada yang benar-benar sampah di dunia ini?
Kenapa kalian berpikir bahwa hal yang lebih parah dari penolakan, dan lebih memalukan dari menulis 'sampah-sampah' kalian itu adalah tidak menulis sama sekali?
Apakah kalian termasuk orang-orang itu? Orang-orang yang ketakutan terbesarnya adalah ketika mereka tak punya apa-apa untuk diperjuangkan?
Kapan kalian akan menjawab?
Ataukah
Kami harus menjawab sendiri?
Ah, aku tercengang membaca postingan ini. Menampar.
ReplyDeleteasal jangan di tampar balik mba... :))
Deletelagi mikir bentar.. *plaakk* nyadarin diri... weh... tulisannya keren.. :D
ReplyDeletenah ini malah nampar diri sendiri hihihi :) makasi neng :) sila sering-sering mampir :))
DeleteTeteh, maklum otakku tidak sampai xD
ReplyDeletesy kurang ngerti...hehe #plak
hehehe... itu postingan efek dari nyoba minum kopi dua gelas... intinya gini, itu pesan buat orang (termasuk saya) yang bercita-cita jadi penulis. Tapi masih merasa kurang percaya diri dan terus-terusan merasa bahwa tulisannya jelek. Atau di lain waktu ngerasa down banget karena ada orang yang ngeritik terlalu pedas. Jadi lewat postingan ini saya titip pesan, teruslah menulis.. paling tidak untuk diri sendiri.. :)
DeleteDan sy mau bilang, sy mau keras kepala aja hehe
ReplyDeletehahaha... sepakat! :) thanks uda berkunjung mba Rosa :)
Deletehahahahh, terlalu kejam kalau kau bilang itu tulisan sampah..
ReplyDeletewell blog gue bisa jadi recycle bin dong,wkwkwk
kata sampah punya tanda petik...
DeleteAku lebih memilih yang kedua,,,,,
ReplyDeleteSemangat,,,,, cumungut ea ea ea :)
eaaaaa... eaaaaaa.... :))
Deletekalo gue sih tetep maju dan optimis, gak ada kata gagal jika terus berusaha!
ReplyDeleteyup! eh, tadi aku ngintip blognya.. selamat ya uda terbit bukunya :)
DeleteJika yang aku tulis adalah sampah......
ReplyDeleteat least masih ada para pemulung sampah :D
salam kenal dah,,,,,,salam blogger
salam!!!! ^.^//
Deletewow. .It's so wonderfull sharing for me.
ReplyDeletetetapi sampah tidak selamanya samaph.
sampah juga ada yg bermanfaat dan di daur ulang lagi.
just try, try, and try again.