Bagaimana jika tidak ada cara terbaik untuk mengakhiri sebuah cerita kecuali dengan kematian?
Ada begitu banyak film, dan cerpen yang menutup kisah dengan matinya tokoh. Namun entah mengapa kematian terkadang justru semakin mengindahkan akhirnya. Apakah karena banyak orang berpikir tentang surga? Atau apakah justru cara paling pas mengakhiri cerita adalah dengan melenyapkan pelakunya. Mengirimnya ke dunia yang tak seorang hidup pun tahu gambarannya.
Pengarang memang sering mengambil peran pembunuh. Bahkan untuk karakter yang paling dicintainya. Adakah pilihan itu diambil karena munculnya kekhawatiran dalam diri pengarang? Takut tokohnya bertemu dengan suatu masalah berat dan akhirnya bunuh diri tanpa sepengetahuan pengarang? Akhirnya dalam kekhawatirannya si pengarang membunuh tokohnya. Bisa jadi itu bentuk kekhawatiran atau hanya masalah ketidakpercayaan akan kekuatan sang tokoh yang pengarang ciptakan sendiri.
Lalu bagaimana dengan ending cerita yang menggantung?
Ah.. ini cerita tentang pengarang lain.. yang mungkin memang mempercayakan pilihan hidup pada sang tokoh… gantung gak gantung yang jeals cerita gue “end’ katanya…
Sekali lagi… ini hanya MUNGKIN…
Ada begitu banyak film, dan cerpen yang menutup kisah dengan matinya tokoh. Namun entah mengapa kematian terkadang justru semakin mengindahkan akhirnya. Apakah karena banyak orang berpikir tentang surga? Atau apakah justru cara paling pas mengakhiri cerita adalah dengan melenyapkan pelakunya. Mengirimnya ke dunia yang tak seorang hidup pun tahu gambarannya.
Pengarang memang sering mengambil peran pembunuh. Bahkan untuk karakter yang paling dicintainya. Adakah pilihan itu diambil karena munculnya kekhawatiran dalam diri pengarang? Takut tokohnya bertemu dengan suatu masalah berat dan akhirnya bunuh diri tanpa sepengetahuan pengarang? Akhirnya dalam kekhawatirannya si pengarang membunuh tokohnya. Bisa jadi itu bentuk kekhawatiran atau hanya masalah ketidakpercayaan akan kekuatan sang tokoh yang pengarang ciptakan sendiri.
Lalu bagaimana dengan ending cerita yang menggantung?
Ah.. ini cerita tentang pengarang lain.. yang mungkin memang mempercayakan pilihan hidup pada sang tokoh… gantung gak gantung yang jeals cerita gue “end’ katanya…
Sekali lagi… ini hanya MUNGKIN…
Saat pusing mikirin ending cerpen, oct 2011
Kalo menggantung,,, pasti berseri,,, enak si gito mba',,, hehe :D
ReplyDeleteThanks atas blognya!
Opz lupa,,, Deki ne,,, :)
ReplyDeleteNice post. Kalo saya lebih suka "open ending", hehe
ReplyDeleteya... angguk2... selamat win... buku antologi cerpennya bakal keluar ya.. wah... bangga sy... ^^"... selamat2...
ReplyDelete